Kampus ABM Malang Lepas 60 Peserta Pertukaran Mahasiswa dari 14 Provinsi
Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) dalam Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) 2022 telah rampung. Kini, STIE Malangkucecwara ABM secara resmi melepas 60 peserta pertukaran mahasiswa untuk kembali ke kampus asalnya yang tersebar di 14 provinsi di Indonesia pada Kamis (12/1/2023).
Ketua STIE Malangkucecwara ABM, Drs Bunyamin MM PhD, mengatakan bahwa selain meningkatkan kompetensi akademik, program pertukaran mahasiswa ini cukup penting dalam memupuk persatuan. Selain itu, mereka juga bisa saling mengenalkan budaya dari masing masing daerah.
“Di era penuh tantangan ini, kolaborasi itu penting. Hambatan kolaborasi adalah tidak saling mengerti. Saya kira dengan program ini potensi gesekan antar budaya bisa diminimalisir bahkan ditiadakan. Sehingga mereka jauh lebih akrab dan kolaboratif untuk hal hal yang lebih positif,” ucapnya.
Terlebih menurutnya, budaya Indonesia banyak mulai tergerus. Untuk itu, dia berharap program pertukaran mahasiswa ini bisa menjadi filter dala menjaga imunitas keberagaman budaya yang tetap harmonis.
Bunyamin mengatakan bahwa perbedaan budaya memang perlu dikampanyekan atau dipromosikan. Namun saat ini hal yang lebih efektif dalam mengkampanyekan budaya adalah pengenalan budaya yang dikemas dengan kegiatan yang baik, berkesan, membahagiakan dan bisa menyesuaikan perkembangan generasi.
“Maka ini tentu akan jauh lebih kuat. Kedepan bangsa kita harus lebih kuat dengan generasi mudanya. Kita harus betul betul kuat secara budaya. Keberagaman ini sebuah kekayaan yang harus kita pelihara. Saya kira negara lain banyak yang iri dengan keharmonisan dan keberagaman kita,” tuturnya.
Sementara itu, Selvi Wahyu Puspita, mahasiswa Universitas Muhammadyah Metro Lampung mengaku banyak mendapat pengalaman berharga dari kegiatan pertukaran mahasiswa di STIE Malangkucecwara.
“Di sini banyak mendapat pengalaman luar biasa dan seru. Karena kampus ini sangat asri, dosennya kompeten, teman teman ramah. Saya mendapatkan pengalaman baru, teman baru dari Sabang sampai Merauke,” katanya.
Selvi mengatakan bahwa dirinya juga banyak mendapat referensi secara langsung tentang budaya yang ada di Malang. Selama di Kampus ABM itu, dia menyebut banyak mengikuti kegiatan yang langsung terjun ke tengah masyarakat.
“Saya banyak mengenal budaya di Malang, kemarin juga berkontribusi ke lokasi terpencil di Malang, ke SD SD di Malang. Kami sudah mampir ke Museum Brawijaya, Klenteng, Kampung Cempluk dan lainnya,” ucapnya.
“Saya merasa bahagia karena sebelumnya belum pernah melihat dan datang ke Malang. Ini akhirnya saya punya kesempatan ke sini. Di sini dingin, sangat beda dengan Lampung. Jadi saya merasa luar biasa bisa mendapat kesempatan ini,” imbuhnya.
Koordinator PMM STIE Malangkucecwara 2022, Widanarni Pujiastuti mengatakan bahwa pendidikan akademik para peserta pertukaran mahasiswa dari 20 perguruan tinggi tersebut memang sengaja disamakan dengan mahasiswa STIE Malangkucecwara.
“Di sini mereka kuliah seperti mahasiswa ABM lainnya. Mereka juga mengikuti program nusantara yang memiliki 4 modul yakni kebhinekaan, refleksi, inspirasi dan kontribusi sosial,” paparnya.
Para peserta pertukaran mahasiswa itu telah menjalani perkuliahan di STIE Malangkucecwara selama 1 semester penuh. Dia mengatakan bahwa mereka akan mulai berangkat ke daerah asalnya pada 15 Januari 2023 mendatang.
“Mereka berasal dari berbagai provinsi di Indonesia mulai Sumatera sampai Papua. Meski berasal dari adat yang berbeda, tetapi mereka bisa bergabung menjadi satu dalam perkuliahan sehari hari,” ujarnya.
“Kami berharap mereka tetap saling memahami perbedaan. Jangan lupakan apa sudah didapat di sini. Bawa pulang apa yang baik agar bisa bermakna selamanya. Jadi diharapkan tali silaturahmi tidak akan berputus sampai disini,” tandasnya.
Reporter: M Sholeh
Editor: Herlianto. A
Sumber: TuguMalang.id
You must be logged in to post a comment.