Studi ke Jepang, Mahasiswa ABM Dapat Untung Berlipat
MALANG | duta.co – Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Malangkucecwara atau ABM gencar menjalin kerja sama internasional. Bahkan, dengan Kanda University of International Studies (KUIS) Jepang sudah terjalin sejak 20 tahun yang lalu. Keuntungan berlipat ditawarkan ketika ikut program pertukaran mahasiswa ke Jepang, selain mendapat uang saku, juga dapat gaji paruh waktu.
Menurut Kepala Kantor Urusan Internasional STIE Malangkucecwara, Ir. Dwi Nita Aryani M.M., Ph.D., pihaknya telah menjalin kerja sama dengan Kanda University of International Studies (KUIS) Jepang sejak 2002. Banyak keuntungan yang didapat dari kerja sama ini. Lewat pertukaran mahasiswa, selain mendapat pengalaman internasional dan kuliah di negara asing, mereka juga mendapat pengalaman praktis bekerja.
“Bahkan, ketika pulang, mereka dapat membawa tabungan dari hasil mereka bekerja selama di sana,” ungkap Dwi Nita.
Ia menjelaskan, pihak Kanda University Jepang memang memberikan layanan bagi mahasiswa asing yang ikut pertukaran mahasiswa. Salah satu layanan yang diberikan, mahasiswa diberi kesempatan bekerja paruh waktu di perusahaan-perusahaan yang direkomendasikan pihak KUIS.
Ia menambahkan, keuntungan lainnya bagi mahasiswa ABM yang lolos seleksi pertukaran ke Jepang, mereka mendapat gratis biaya kuliah selama 1 tahun. Nilainya setara Rp.150.000.000,00 atau 1.200.000 Yen. Selain itu, mereka juga mendapat bantuan biaya hidup sebesar 50.000 Yen/bulan (Rp.5,5juta/bln) dan mendapat kesempatan kerja part time.
Sebaliknya, imbuh dia, kampus KUIS juga mengirimkan mahasiswanya untuk belajar di kampus ABM. Setiap tahun mahasiswa yang dihadirkan dari negeri matahari terbit sejumlah 30 mahasiswa. Mereka tidak hanya belajar bahasa dan budaya nusantara, seperti menari, membatik, dan silat tradisional. Tetapi mereka juga belajar ekonomi dan komunikasi bisnis.
Di tengah pandemi Covid-19, Kanda juga membuat terobosan baru dengan membuka program Spring Online Japanese Language. Di kelas tersebut, mahasiswa kampus asri ini mengikuti pembelajaran bahasa, kultur, dan bisnis di Jepang selama satu semester. Program ini baru diluncurkan dan akan dimulai pada April nanti.
“Ini sebagai salah satu upaya ABM mendukung kebijakan Mendikbud dalam program Merdeka Belajar -Kampus Merdeka (MBKM),” tutur Dwi Nita.
ABM sendiri intens memberikan bekal penguasaan bahasa asing kepada mahasiswanya. Khusus bahasa Jepang, diberikan di semester dua. Guna menghangatkan iklim internasional di kampus, ABM membaurkan mahasiswa asing dengan mahasiswa lokal melalui kegiatan tutorial di program Sakura. (dah)
sumber: duta.co
You must be logged in to post a comment.