Workshop #startup4students Pelatihan dan Pengenalan BMC serta VPC
Workshop #startup4students yang telah diadakan pada tgl 7 November 2019 lalu, dilanjutkan kembali ketahapan berikutnya. Kegiatan lanjutan yang diadakan selama 2 hari, dari 2-3 Desember 2019 ini diikuti oleh 10 tim Mahasiswa Kampus ABM yang terseleksi memiliki business plan terbaik.
Pelatihan lanjutan kali ini mempelajari BMC (Business Model Canvas) dan VPC (Value Proposition Canvas), Kegiatan ini dilaksanakan di ABMHub, inkubator bisnis Kampus ABM yang dibangun berkat program hibah internasional Erasmus+ Uni Eropa di bawah program GITA Project.
E. Nelwan Lawani, S.Psi, Director of Project Management and Affair dari lembaga pendidikan Hana Gemintang menjadi pemateri pada hari pertama dengan topik BMC. BMC ini merupakan kerangka kerja yang membahas model bisnis dalam bentuk visual, sangat membantu untuk mempercepat proses analisis kekuatan dan kekurangan bisnis. Dengan mengetahui kekuatan serta kelemahan, maka analisis kebutuhan dan profit dapat dilakukan dengan cepat.
Nelwan Lawani menyampaikan 9 elemen penting dalam Business Model Canvas yaitu, customer segmen (siapa yang membeli dan membayar produknya), value proposition (apa keunggulan bisnisnya), channel (bagaimana customer mengetahui produk/jasa yang akan ditawarkan), customer relationships (bagaimana memastikan pelanggan puas dengan produk/jasa yang dimiliki), revenue streams (bagaimana bisnis tersebut menghasilkan uang), key activities (strategi bisnisnya seperti apa untuk mencapai target), key resources (apa saja sumber daya yang dimiliki agar bisnis dapat bersaing dengan bisnis yang serupa), key partnership (siapa pihak luar yang paling berpengaruh dalam kesuksesan bisnis), dan cost structures (komponen biaya apa saja yang dibutuhkan dalam bisnis).
Berlanjut di hari ke-2, peserta workshop diberikan pemahaman tentang VPC yang disampaikan oleh Mohammad Ariq Suryanugraha, Growth Manager coworking space Ngalup.Co. VPC dijadikan sebuah tools untuk menciptakan value bagi customer dengan cara membuat sketsa secara terperinci dan sederhana namun kuat dan terstruktur.
Setiap tim diajarkan untuk menyusun business plan-nya dengan mengelompokkan customer jobs (pekerjaan dari customer yang ingin diselesaikan dengan produk/jasa pemilik bisnis), customer gain (berguna untuk menggambarkan biaya yang tidak diinginkan, situasi, dan risiko yang bisa dialami). Sedangkan untuk value proposition terdiri dari products anda service, pain relievers (menjelaskan bagaimana produk atau jasa dari perusahaan meringankan penderitaan pelanggan), dan gain creators (bagaimana produk atau jasa dari perusahaan membuat pelanggan diuntungkan).
Ariq enambahkan bahwa produk/jasa apa saja yang kita ciptakan, tentunya dapat memberikan kenyamanan dan solusi bagi customer.
Kegiatan seperti ini akan terus dihadirkan oleh Kampus ABM, baik itu bagi mahasiswa maupun bagi praktisi atau pelaku bisnis kecil menengah. Hal ini sejalan dengan salah satu tujuan dari GITA Project, dengan harapan bahwa Kampus ABM dapat menciptakan output yang berjiwa entrepreneur, dan membantu pelaku startup mengembangkan bisnisnya.
Tim Editor: khoirunnisaa/cyber
You must be logged in to post a comment.