Kampus ABM bersama UM dan UNESA ajak Mahasiswa Asing merasakan hidup di Desa
STIE Malangkucecwara / Kampus ABM berkolaborasi dengan Universitas Negeri Malang (UM), dan Universitas Negeri Surabaya (UNESA) dalam pelaksanaan Project Based Learning (PBL) yang merupakan hibah Program Pengembangan Kantor Urusan Internasional (PPKUI) tahun 2019. Program PBL ini dilaksanakan sejak tanggal 14 sampai 24 Juli 2019, mengangkat tema Gender Equality yang dikemas dengan topik “Strengthening the Support System for Migrant Workers Families in Indonesia”.
Selain menggandeng Universitas dalam negeri, dalam program ini juga mengajak mahasiswa perguruan tinggi luar negeri untuk turut berpartisipasi. Total ada 10 mahasiswa asing terdiri dari 4 mahasiswa Rajamanggala University of Technology Krungthep Thaliand, 4 mahasiswa Yala Rajabhat University Thailand, dan 2 mahasiswa Mariano Marcos State Universitas Filipina.
Dari tanggal 14 sampai 16 Juli 2019, bertempat di UNESA, mahasiswa perwakilan dari perguruan tinggi luar negeri dan dari tiga kampus dalam negeri ini mendapatkan pemahaman budaya lokal dengan mengikuti materi “Experienching life in Indonesia Villages: Languages and Culture” yang disajikan oleh Asrori MPd dari UNESA dan “Breaking the Stereotypes of migrant workers” yang disampaikan oleh Pratiwi Retnaningdyah, PhD juga dari UNESA.
Pada kesempatan berikutnya di UM, Dra. Nevi Danila. MbA, PhD dari ABM juga menyampaikan materi “Financial Planning for Migrants Families” dan materi “No One Left Behind” yang disampaikan oleh Angga Unita Kiranantika Aaos, M. Sosio dari UM. Kegiatan PBL ini juga mengundang Dr. Mashitah Hamidi, dosen dari Universitas of Malaya Malaysia yang menjelaskan tentang “Gendering Labour Migration in Asia”.
Dalam proses penyelenggaraan PBL ini, mahasiswa Kampus ABM juga mendampingi mahasiswa asing untuk menggali banyak informasi, dengan melakukan Focus Group Discusion yang dihadiri para perangkat desa, sukarelawan, wali/orangtua, juga Lembaga Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (LP3TP2A), dan Lembaga Pengkajian Kemasyarakatan dan Pembangunan (LPKP).
Untuk mendapatkan banyak informasi, semua mahasiswa peserta PBL tersebut tinggal di rumah warga Desa Sidoarjo, Dusun purwodadi, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang, merasakan langsung kehidupan keluarga migran selama 5 hari. Mereka juga mengunjungi beberapa usaha yang dirintis oleh keluarga mantan migran, seperti cangkir bambu milik Bapak Supangat serta ternak ayam milik mas Yohanes.
Mahasiswa melebur dengan masyarakat lokal, memberikan motivasi kepada anak-anak keluarga migran, mengadakan berbagai kegiatan lomba, menampilkan tarian atau menyanyi bersama di pantai Pasir Panjang. Dan disetiap akhir sesi, masing-masing Mahasiswa yang telah terbagi menjadi beberapa grup, diwajibkan untuk menyusun e-poster, yang hasil akhirnya dipresentasikan pada saat closing meeting di Kampus ABM.
Dalam presentasi tersebut, mereka menjelaskan permasalahan gender yang ada di Donomulyo. Salah satu permasalahan yang diangkat adalah mengenai banyaknya wanita yang memilih bekerja sebagai TKI, sedangkan kebanyakan para pria memilih untuk merawat anak dan tinggal di rumah, melakukan pekerjaan rumah tangga. Di sini lah permasalahan gender muncul, dimana seharusnya kaum pria yang idealnya sebagai tulang punggung keluarga sekaligus pencari nafkah, tetapi pada kenyataannya terjadi sebaliknya.
Closing meeting yang diadakan di Kampus ABM pada hari Selasa, 24 Juli 2019, dimulai dengan mengajak seluruh peserta, baik dari mahasiswa asing juga perwakilan dari UM dan UNESA, untuk berkeliling melihat komplek Kampus ABM. Banyak mahasiswa asing yang kagum dengan suasana Kampus ABM yang penuh dengan pepohonan, taman, gedung yang artistik, membuat mereka merasa nyaman. (cyber/ayidatul)
Tim Editor: khoirunnisaa/cyber
You must be logged in to post a comment.