29 Mahasiswa Kanda University Jepang Studi Bahasa Indonesia dan Budaya di Kampus ABM
MALANGTIMES – Sebanyak 29 mahasiswa Kanda University of International Studies, Jepang mengikuti Program Sakura di STIE Malangkucecwara (Kampus ABM).
Sakura merupakan singkatan dari Short All-in one Indonesia Course Kanda University and STIE Malangkucecwara.
Pagi tadi (11/2), Program Sakura 2019 resmi dibuka di Ruang Seminar STIE.
Dalam Program Sakura 2019 ini, mahasiswa Kanda melakukan program infensif pembelajaran bahasa dan budaya Indonesia bagi penutur asing (BIPA) angkatan ke-20.
Untuk diketahui, mahasiswa Kanda akan belajar dalam waktu yang cukup singkat, yakni 1,5 bulan saja.
“Bunga Sakura adalah ikon Kota Jepang. Dan itu hanya ada di musim semi, yang ditunggu-tunggu, dan hanya beberapa minggu saja. Kita harap karena ini pendek dan bisa memberikan yang terbaik,” terang Ketua STIE Malangkucecwara Drs Bunyamin MM PhD.
Lebih lanjut Beni, sapaan akrab Bunyamin, menyatakan bahwa target Program Sakura ini mahasiswa bisa menyempurnakan Bahasa Indonesianya.
Selain belajar bahasa Indonesia, mereka juga mempelajari budaya Indonesia, khususnya Malang Raya.
Turut hadir dalam acara, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Malang Made Arya Wedanthara, SH. MSi.
Ia menyatakan bahwa untuk tahun 2019 ini, Disparbud memang akan banyak bekerja sama dengan kampus-kampus.
Selain itu, mulai dari siswa hingga mahasiswa juga akan menadi sasaran Disparbud untuk pengenalan wisata.
“Target kita yang tahun ini adalah bagaimana semua mahasiswa itu mulai SMP, SMA, mahasiswa itu menjadi sasaran kami. Bagaimana saya meraih mereka untuk diperkenalkan beberapa lokasi wisata. Karena saya yakin mereka inilah yang nantinya menjadi salah satu pelaku yang nantinya akan menjual potensi,” papar Made.
Lebih lanjut Made menyatakan bahwa mahasiswa-mahasiswa Kanda ini juga akan diajak ke beberapa lokasi wisata di Kabupaten Malang. Salah satunya Pantai Wedi Awu dan sekitarnya.
Selain Wedi Awu, Ketua Umum APPBIPA (Afiliasi Pengajar dan Pegiat Bahasa Indonesia Penutur Asing) Jepang Prof. Suyoto menyebutkan beberapa tempat lainnya.
Hal ini dilakukan untuk memberikan pemandangan dan pemahaman umum tentang kondisi objektif masyarakat dan budaya Indonesia kepada mereka.
“Di antaranya kegiatan kelas sosial dan kunjungan budaya “Topeng Malangan” ke Padepokan Panji Asmoro Bangun, serta kelas luar perdesaan dan ekserkusi ke Gunung Bromo,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Balai Bahasa Jawa Timur Drs. Mustakim, M.Hum dalam sambutannya menyatakan bahwa pengembangan bahasa Indonesia untuk penutur asing memang tidak bisa dilepaskan dari persoalan pariwisata dan budaya.
“Karena di dalam pengembangan bahasa Indonesia untuk penutur asing, masalah-masalah kepariwisataan sudah dipromosikan, bahkan sudah menjadi bagian dari bahan ajar, termasuk juga masalah-masalah kebudayaan,” terang Mustakim.
sumber: MalangTimes.com
Berita terkait:
Kadisparbud Kabupaten Malang Ajak Mahasiswa Jepang Wisata ke Pantai Wedi Awu
You must be logged in to post a comment.