Kopiwi, Brand Kopi Ngawi Inovasi Dosen Kampus ABM
MALANG – Kolaborasi dosen STIE Malangkucecwara Malang (ABM) dan UMM mengembangkan sentra industri kopi di Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi. Melalui Program Kemitraan Wilayah, kegiatan ini dilaksanakan tim dosen yang terdiri dari Uke Prajogo, S.TP, MM, Yuyuk Liana, S.E, MM, dari ABM dan Dr. Adi Sutanto, M.P dari UMM.
“Berkat program ini, kecamatan Ngrambe kini telah mengalami peningkatan. Seperti sudah adanya brand Kopiwi yang terdaftar HAKI internasional,” ungkap salah satu anggota tim, Uke Prajogo kepada Malang Post.
Menurutnya, Program PKW Pengembangan Sentra Industri Pengolahan Kopi di Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi mendapat dukungan penuh dari Kepala Desa Hargomulyo, Kepala Desa Tawangrejo, Camat Ngrambe, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Ngawi serta Wabup dan Bupati Ngawi.
Dibeberkannya, dukungan tersebut berupa pengadaan 30 ribu bibit tanaman Kopi Excelsa, 30 ribu bibit tanaman Kopi Robusta, dan 30 ribu tanaman Kopi Arabika yang akan ditanam di Desa Hargomulyo dan di Desa Tawangrejo. Untuk kopi Excelsa karena tingginya bisa mencapai 10 meter akan ditanam di sepanjang jalan utama Desa Hargomulyo dan Desa Tawangrejo sebagai sarana penghijauan sekaligus sebagai sebuah identitas Sentra Industri Pengolahan Kopi. Kegiatan lainnya yakni pembuatan tempat ekowisata Kopi seluas 6 hektar, pavingisasi jalan menuju tempat ekowisata, pembangunan kedai kopi dan penjualan cindera mata, pelaksanaan Festival Kopi Ngawi.
“Untuk tahun 2018 sudah berjalan dengan alokasi anggaran mencapai Rp 260 juta,” bebernya.
Lebih jauh, ia menjalaskan, program yang dilaksanakan yakni pengembangan Kreativitas dan Jiwa Kewirausahaan. Melalui program ini, penduduk Desa Hargomulyo dan Desa Tawangrejo khususnya para generasi muda dibangun dan dikembangkan jiwa kewirausahaannya. Sehingga mereka mampu menciptakan lapangan pekerjaan dengan berbasis potensi alam yang ada di sekitarnya. Program kedua adalah peningkatan produktivitas dan kesejahteraan petani kopi dilakukan dimana para petani kopi diberikan pendidikan dan pelatihan pasca panen kopi. Mulai pemetikan sampai penggorengan kopi. Melalui pelatihan tersebut diharapkan kualitas dan kuantitas kopi yang dihasilkan meningkat. Program ketiga yakni pengembangan koperasi dan UMKM dilaksanakan dimana petani diberikan pelatihan manajemen usaha, sehingga usaha produksi kopi bubuk dan olahannya bisa berjalan dengan baik dan menguntungkan. (oci/adv)
Sumber: Malang Post