Inovatif di Era Kreativitas
DALAM ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) SEPERTIN SAAT INI , sangat disayangkan entrepreneurship (kewirausahaan ) tidak banyak diminati generasi muda. Kebanyakan mereka masih memiliki mindset bahwa berkarir adalah harus menjadi pegawai yang bekerja untuk orang lain.
Dari sudut pandang tersebut, pendidikan mempunyai peranan untuk menciptakan budaya enterpreneurship bagi anak muda mulai dari lingkungan sekolah atau kampus mereka. Pemerintah sendiri menganjurkan dari sekian banyak pelaku bisnis, setidak nya ada 2 persen dari mereka yang merupakan entrepreneur atau pengusaha.
Memahami situasi tersebut sebagai perguruan tinggi yang mencetak generasi ahli bidang bisnis, STIE Malangkucecwara ( Kampus ABM ) masih tetap konsisten dengan kurikulum kewirausahaanya. Rektor STIE Malangkucecwara Bunyamin MM PhD memaparkan beberapa tahap dalam membudayakan kewarausahaan kepada para mahasiswa ABM. “ pada awalnya, kami mulai dengan pengenalan teori secara bertahap serta secara testimonial yang mendatangkan seorang wirausahawan maupun para alumni yang tidak kalah sukses. Kami juga memberikan visualisasi pengusaha level nasional untuk membuka wawasan awal mereka, “terangnya.
Benny -sapaan akrabnya- menambahkan di pertengahan kuliah, mahasiswa dididik untuk mengembangkan ide bisnis yang telah disesuaikan dengan kreativitas mereka. Kemudian usai pengembangan ide, para mahasiswa akan membuat simulasi kelayakan dari berbagai aspek. “hanya saja kendala klasik yang sering dihadapi yaitu ada ide, tapi tidak ada dana.Mengatasi hal itu, kampus membantu dengan menyeleksi mereka untuk masuk dlm Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Dimana jika mereka terpilih akan mendapatkan dana dari pemerintah. Setiap tahun ada sekitar 10 tim yang menyerahkan proporsal dan pasti diterima,” tutur dia. Tidak sampai disitu saja, mereka yang sudah menjalankan bisnisnya diminta untuk mempromosikan bisnis tersebut melalui kegiatan bazaar.
Ada satu hal menarik menurut Benny, ternyata ide yang telah direalisasikan di ABM senada dengan yg ada dalam system Pimnas Investment Summit 2016 di Institute Pertanian Bogor (IPB).” ada kesamaan dengan ABM. Dimana mereka yang telah mengembangkan dan mewujudkan ide ini dipertemukan dengan investor . Nah, dari kesamaan ini paling tidak bisa menjawab keinginan pemerintah dalam bidang entrepreneurship, dimana perguruan tinggi sebagai center of idea ada utk mewujudkannya ,”ujar Benny
Dalam pagelaran Pimnas IPB tersebut, sebanyak 145 peserta dari PTN dan PTS lolos pemilihan dari sekitar 1.400-an peserta. Dari salah satu program PKM yang lolos dari ABM, yakni Trans Baby Pack, sebuah proyek kereta dorong bayi yang lebih fleksibel dan ramah dikantong . Selian itu, atas Konsistensinya dalam ikut serta di Pimnas sejak 2010 lalu KEMRISTEKDIKTI meminta salah satu tenaga pengajar dari ABM menjadi juri.
“utk rencana selanjutnnya, ABM akan mengonsep sebuah program baru, yakni marketing entrepreneur. Program ini akan mulai diberikan kepada mahasiswa baru pada tahun ini,” tanda Benny. Konsep baru itu akan mengajarkan kepada mahasiswa baru ABM utk mampu membaca peluang. Karena saat ini, khususnya media social menjadi sahabat wirausahawan dalam mengenalkan produknya.
Sumber: Radar Malang
<iframe src=”https://drive.google.com/a/stie-mce.ac.id/file/d/0B9eVMcyyVTL_RUVHS0g2cW1qcmM/preview” width=”100%” height=”640″></iframe>