Mahasiswi Jepang Sedih Sekali Tinggalkan Malang, Ada Apa?
SURYAMALANG.COM, BLIMBING – Mahasiswa Jepang, Yabe Ran (19) merasa berat meninggalkan Kota Malang, Kamis (10/3/2016). Ia harus kembali ke negaranya bersama 13 rekannya dari Universitas Kanda dan Waseda Jepang.
“Saya sedih sekali. Saya suka tinggal di Malang,” ungkap Nadin, panggilan akrab Yabe Ran kepada SURYAMALANG.COM di sela kegiatan “Gelar Kinerja Belajar Program Bunga 2016 BIPA (Bahasa dan Budaya Indonesia Bagi Penutur Asing) Indonesian Studies Program STIE Malangkuceswara.
Anak pertama pasangan Munetoshi Yabe dan Takako Yabe ini merasa waktunya di Malang kurang. “Saya ingin tinggal di sini saja,” ungkap mahasiswa yang sudah satu tahun belajar Bahasa Indonesia di Universitas Kanda. Nadin di Malang sejak 16 Februari 2016. Besok, para mahasiswaJepang itu akan berlibur ke Bali tiga hari dan kemudian bertolak ke Jepang. “Rasanya saya ingin tiap kali ada program ini ke Malang,” ujarnya.
Selama di Malang, ia tinggal di rumah warga dekat kampus. Sehingga ia bisa berjalan kaki. Ia juga belajar pencak silat. “Pencak silat sulit,” ungkap Nadin. Namun ia berani unjuk kebolehan. Ia pun sudah memakai baju pencak silat warna hitam bertuliskan IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia). Selama seminggu, ia berlatih tiga kali.
Mahasiswa kelahiran Provinsi Ibaragi ini masih duduk di semester dua. Meski merasa belum bisa banyak bicara Bahasa Indonesia, ia merasa lebih ada peningkatan. “Saya merasa lebih berkembang. Namun waktunya kurang,” kata gadis ini. Selama di Malang, Nadin di tempat tinggalnya hanya nonton TV dua kali. “Saya hanya nonton berita,” jelasnya.
Prof Suyoto dari Universitas Kanda menjelaskan 14 mahasiswa diberi kelas peminatan yaitu tari tradisional dan pencak silat. Untuk pembelajaran agar efektik komunikasinya dibagi dua kelas yaitu angklung dan gamelan. Setiap kelas diberi empat instruktur.
sumber: Surya Malang 10 Maret 2016
You must be logged in to post a comment.