Kerasan di Indonesia, Mahasiswa Jepang Enggan Pulang
MALANG – Kemarin, 14 mahasiswa asal Universitas Kanda dan Universitas Waseda Jepang pamitan kepada tenaga pendidik, maupun rekan-rekan mahasiswa STIE Malangkucecwara, yang dalam kurun waktu tiga minggu telah membimbing dan membina mereka selama menempuh studi di kota Malang.
Rasa terimakasih itu mereka sampaikan dalam kegiatan gelar kinerja belajar mahasiswa Jepang peserta program Bunga 2016. Rupanya, kesan yang mereka dapatkan selama mempelajari bahasa dan budaya Indonesia, mulai 16 Februari hingga 10 Maret 2016 begitu mendalam. Bahkan, salah satu mahasiswa asal Jepang, Yabe Ran, sempat menangis ketika menyampaikan pidato salam perpisahannya.
“Saya sedih harus berpisah dengan teman-teman di Indonesia dan juga keluarga yang menampung saya di sini,” katanya.
Gadis yang juga mempelajari pencak silat itu mengaku, akan mengikuti program lain yang bisa mengantarkannya datang ke Indonesia lagi. “Rasanya saya belum ingin kembali ke Jepang, saya merasa seperti di rumah sendiri, berat sekali meninggalkan Indonesia,” lanjutnya.
Selama berada di Indonesia, pihak STIE Malangkucecwara menerapkan pola pembelajaran team teaching, berbasis tematik-interaktif kepada mahasiswa asal negeri matahari terbit itu. Pembelajaran tersebut bertujuan agar kegiatan belajar-mengajar menjadi media dan konteks yang terstruktur dan alami bagi pembelajar, sehingga memungkinkan terjadinya proses pelatihan dan pemraktikan komunikasi sebanyak-banyaknya. Adapun penerapan pembelajaran tersebut adalah dengan sistematika peer tutor yang mendampingi masing-masing mahasiswa.
Suyoto, Profesor Bidang BIPA jurusan Bahasa Asia di Universitas Kanda dan juga pengurus ISP MCE menyatakan bahwa pemberdayaan model pembelajaran celup total yang diterapkan pada Program Pembelajaran Bahasa dan Budaya Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA), Indonesian Studies Program Malangkucecwara School of Economics (ISP MCE) tak perlu diragukan lagi.
“Program ini mampu membuahkan pengalaman belajar yang membanggakan bagi anak-anak kami, yang berasal dari Jepang,” pungkasnya. Pengalaman tersebut berupa peningkatan kemampuan dan keterampilan berbagasa Indonesia, sekaligus pemahaman dan penerapan unsur sosio-budaya, termasuk penguasaan seni-budaya tradisional Indonesia, kepada warga asing, seperti mahasiswa Jepang.
Lebih lanjut lagi, Suyoto mengungkapkan, program BIPA-ISP MCE merancang target dan sasaran secara cermat dan saksama, dengan harapan dalam waktu yang relative singkat, pembelajar dapat mencerap unsure-unsur pokok dan mencerna nilai adiluhung dalam kehidupan sosial budaya masyarakat, terutama dalam ruang lingkup Malang Raya.
“Ini merupakan bagian esensial dari visi dan misi BIPA-ISP MCE sebagai Duta Bangsa Indonesia, yakni untuk menghadirkan pencitraan yang positif tentang Indonesia,” harapnya. (mg6/oci)
sumber: Malang Post, 10 Maret 2016
You must be logged in to post a comment.