Penerimaan Mahasiswa Jepang Program Bunga 2016 ISP MCE
MALANG – Isu terorisme rupanya mengganggu program pertukaran mahasiswa asing di Kampus STIE Malangkucecwara. Sebelumnya, sebanyak 22 mahasiswa datang untuk belajar di sana, tahun ini jumlahnya menurun hanya 14 orang saja. “Tahun kemarin peminatnya ada 22, sebenarnya untuk tahun ini sama, hanya saja isu terorisme dan keamanan Indonesia, menyebabkan beberapa orang tua khawatir, sehingga peminat pun berkurang dan tersisa 14 orang,” ungkap Suyoto, Profesor Bidang BIPA jurusan Bahasa Asia di Universitas Kanda dan juga pengurus ISP MCE.
Kemarin, sebanyak 14 mahasiswa asal Universitas Kanda Jepang disambut di kampus tersebut. Mereka akan belajar bahasa dan budaya Indonesia selama 21 hari, terhitung semenjak 16 Februari hingga 10 Maret 2016 nanti, di program Indonesian Studies Program Malangkucecwara School of Economic (ISP MCE). Guna mengantisipasi semakin berkurangnya peserta, lanjut Suyoto, ia mengupayakan memberikan jaminan keamanan bagi para mahasiswa Jepang, kepada pihak Universitas Kanda dan juga kepada para wali murid. Upaya tersebut seperti pendampingan dari mahasiswa STIE Malangkucecwarakepada mahasiswa Jepang.
“Jadi selama disini, anak-anak kami dari Kanda akan didampingi oleh mahasiswa STIE Malangkucecwara, satu mahasiswa akan mendampingi satu temannya yang dari Jepang,” tuturnya. Selama 21 hari, satu mahasiswa akan dititipkan kepada satu keluarga asuh, yang berada di sekitar lingkungan kampus. Pihak sekolah memberikan beberapa syarat yaitu keluarga asuh harus memiliki waktu untuk mendampingi mahasiswa, minimal satu kali dalam sehari. Selain itu, keluarga asuh juga harus berbicara menggunakan bahasa Indonesia kepada mahasiswa agar mereka senantiasa terlatih dan terbiasa berbahasa Indonesia.
Metode tersebut merupakan salah satu metode pembelajaran yang diterapkan ISP MCE, yang dinamai Celup Total. Di lain sisi, untuk memberikan pemahaman terhadap fakta kehidupan masyarakat dan kebudayaan, ISP MCE melengkapi kegiatan programnya dengan kegiatan kelas luar, kelas sosial, kunjungan budaya dan ekskursi. “Nanti anak-anak juga akan kita perkenalkan dengan kebudayaan di kota Malang, seperti topeng malangan atau keramik Dinoyo, selain itu mereka juga akan berkunjung ke sekolah-sekolah untuk memperhatikan metode pendidikan di Indonesia,” kata Suyoto. (mg6/oci)
You must be logged in to post a comment.