Figur Ngalam: Mimpikan Life In Harmony
ADA sejumlah mimpi besar yang sudah digantung Benny untuk kemajuan dunia perguruan tinggi ke depan. Diantaranya, dia sedang menggalang kerja sama dengan semua perguruan tinggi yang ada di Kota Malang untuk saling mengisi. Sehingga, tidak lagi istilahnya kampus bersaing berebut mahasiswa. Sebab, semua perguruan tinggi mempunyai kelemahan dan kelebihan masing-masing. “ini yang sedang kami gagas. Sinegi sejumlah kampus itu akan menjadi kekuatan bersama. Sehingga, pendidikan di Kota Malang akan benar-benar menjadi contoh di Indonesia,” tandas peraih gelar master dari Universitas Gadjah Mada ini.
Mimpi itu, disebut Benny dengan jargon ‘life in harmony’ atau hidup dalam keharmonisan. Keharmonisan itu harus diawali dari kalangan akademis yang ada di kampus. Sehingga, pengelola kampus mulai menyadari dengan kekurangan dan kelebihan masing-masing. Yang merasa ada kekurangan bidang tertentu, tak perlu segan untuk belajar ke kampus yang punya kelebihan itu. Sebaliknya, kampus yang memiliki kelebihan tertentu, jangan pelit untuk berbagi. “Saya sendiri jujur saja saya kerap ke Universitas Brawijaya untuk menutup kekurangan yang ada di kampus ini. Apa yang saya rasa kurang, saya pelajari ke UB. Dan kebetulan, saya punya banyak teman di Ub yang juga alumni University of Wollongong Australia,”terang bapak lima anak ini.
Tak hanya di tingkat lokal Malang. Konsep ‘life in harmony’ kampus itu harusnya sudah melebar nasional. Dia mencontohkan, pembuatan jurnal pendidikan saja masih di internal kampus masing-masing. Padahal, jika 3.330 kampus di Indonesia ini mau sinergi, maka akan mampu membendung mahasiswa kuliah di luar negri. (c2/abm)
You must be logged in to post a comment.