Mahasiswa Ini Ingin Bawa Nasi Goreng Ke Jepang
SURYA Online, MALANG – Pelepasan 22 mahasiswa Universitas Kanda di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Malangkucecwara, Kota Malang, Sabtu (08/04/2014) siang, penuh keharuan. Mereka menangis tersedu-sedu karena tak ingin meninggalkan keluarga asuhnya masing-masing. Siang itu, Sato Natsumi (19) yang baru saja selesai menampilkan tari Bali Panyembrama, tampak memeluk erat bapak asuhnya, Suta (40). Air matanya tampak mengalir di pipi. Tapi, itu tak lama. Sato lalu memukul lengan ayah asuhnya berkali-kali dengan manja, kemudian mereka berfoto selfie sejenak menggunakan kamera ayahnya.
Suta merupakan salah satu dari 22 orang tua asuh mahasiswa Jurusan Bahasa Asia di Universitas Kanda, Jepang yang tengah mengikuti progam Bunga di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Malangkucecwara sejak Februari lalu. Selama kurun waktu ini, para mahasiswa diminta tinggal di masing-masing orang tua asuh supaya lebih cepat mempelajari budaya Indonesia. Selain itu, mereka juga mengikuti progam pembelajaran menari, membatik, serta pencak silat secara berkelompok.
Secara berurutan tiap progam pembelajaran berisi delapan, sembilan dan lima anak. Meski kegiatan ini terbilang singkat, dan padat, kedekatan antar mahasiswa Jepang dan orang tua asuh sangat kuat. “Sato sudah seperti anak sendiri. Tak ada perbedaan perlakuan antara Sato, dan anak saya,” kata Suta.
Hal serupa juga dirasakan Makimoyo Yukiko (19), siswa dari Progam membatik. Teman sekampus Sato ini mengaku sedih berpisah dengan keluarganya, dan tak bisa lagi menikmati makanan kegemarannya, Nasi Goreng dan Mie Goreng. “Rencananya mau saya bawa ke Jepang” kata Yukiko yang bernama Indonesia Amalia ini.
Assosiate Profesor Kanda University Of International Studies, Suyoto mengatakan pertukaran pelajar ini untuk menambah pengalaman hidup para mahasiswa Jepang. Ini juga bukan barang baru, karena sudah 14 kali dilakukan oleh Universitas Kanda dan STIE Malangkucecwara.
“Setahun ada dua kali, yakni progam Bunga, karena di Jepang tengah musim Bunga, dan Progam Matahari saat musim panas nanti,” kata pria kelahiran Banyuwangi ini.
sumber: Surya Online, Sabtu 8 Maret 2014 | pdf version p1 | pdf version p2
You must be logged in to post a comment.