Financial Literacy Harus Diperkenalkan Sejak Dini
Pembangunan ekonomi suatu Negara disatu sisi memang memerlukan dana yang relatif besar. Sementara disisi lain, usaha pengarahan dana untuk membiayai pembangunan terdapat banyak kendala. Karena pokok persoalannya adalah adanya kesulitan dalam pembentukan modal baik dari yang bersumber dari penerimaan pemerintah yang berasal dari ekspor barang keluar negeri maupun dari masyarakat melalui instrument pajak instrument lembaga keuangan.
Krisis ekonomi yang terjadi akan terus mempunyai kemungkinan akan terus terulang lagi. Isu global, regional maupun lokal sebenarnya lebih banyak mengarah pada financial literacy guna memberikan pengetahuan pada masyarakat mulai dari anak sekolah hingga UMKM dalam pengelolaan yang efektif.
Untuk itu, menurut Bunyamin, pelajaran yang dapat diambil dari meningkatnya nilai hutang dan ketidakmampuan mengambil keputusan financial dapat diatasi jika masyarakat mempunyai kemampuan pengelolaan keuangan yang baik.
Karenanya pendidikan melek financial atau financial literacy melalui pendampingan terhadap pelaku usaha mikro perlu digencarkan guna meningkatkan skala usaha dan pendapatan kelompok usaha tersebut agar pelayanan keuangan mikro lebih bisa efektif.
Ia mencontohkan, disebuah riset dari organisation for-Economic Co-operation and development (2005)yang diberi judul “Increasing Financial Literacy”, disebutkan bahwa pendidikan atau pengetahuan financial menjadi semakin dibutuhkan , diantaranya karena saat ini orang sedang dihadapkan dengan instrument financial yang semakin kompleks.
Dalam, riset tersebut dinyatakan bahwa pendidikan financial itu penting tidak hanya bagi kepentingan individu saja. Pendidikan financial tidak hanya mampu membuat anda menggunakan uang dengan bijak, namun juga dapat memberi manfaat pada ekonomi suatu Negara. Bahkan, sebuah penelitian di Australia pernah mengungkapkan bahwa peningkatan pendidikan financial pada 10% populasi akan berpotensi meningkatkan ekonomi Australia sebesar 6 miliar dollar Australia per tahun dengan cara membuka 16.000 lapangan kerja baru.
“jadi konsumen yang memiliki pendidikan financial bagus akan mampu menggunakan uang sesuai dengan apa yang merka butuhkan, sehingga ini akan mendorong para produsen untuk membuat produk atau jasa yang lebih sesuai dengan apa yang mereka butuhkan , sehingga ini akan mendorong para produsen untuk membuat produk atau jasa yang lebih sesuai dengan kebutuhan mereka,” ujar Bunyamin.
Semua itu menurutnya bisa terjadi karena orang sudah semakin sadar akan pentingnya mengatur keuangan dan bagaimana memanfaatkannya untuk masa depan. Karena itulah, seharusnya anak- anak sekolah sudah dibekali dengan pendidikan financial, agar nantinya mereka bisa punya control atas uang yang mereka miliki.
Pasalnya, orang- orang yang mengetahui dasar prinsip keuangan akan memiliki rencana pension yang lebih baik, memiliki kekayaan lebih besar, dan bisa menghindari hutang ( untuk barang konsumtif ) dengan lebih baik. Di luar negeri sendiri, pendidikan financial sudah diajarkan disekolah- sekolah , namun hal tersebut ternyata belum cukup. Sama kebanyakan pelajaran lain disekolah.
Pendidikan financial ini pada umumnya masih kurang efektif karena system mengajar disekolah yang kurang aplikatif. Memulai pendidikan financial dengan kata- kata misalnya bisa dilakukan dengan menggunakan, “bahasa orang kaya”, seperti istilah asset dan liabilitas. Namun, tentunya kata- kata saja belum cukup, karena itu hanyalah suatu bagian dari sebuah proses, tentunya dengan mempraktikkan langsung apa yang telah kita ketahui justru lebih mengenal.
Mengenalkan Financial Literacy
Terkait dunia pendidikan, STIE Malangkucecwara, dibawah arahan Bunyamin selalu berupaya mengenalkan Financial Literacy, “kita mulai pengajaran pada mobile banking, net banking, melalui seminar yang diselenggarakan oleh beberapa bank atau securitas,” sebut dia.
Biasanya, hal-hal yang ingin diketahui adalah mengenai dunia keuangan. Bagaimana prospek investasi atau tabungan di tengah pasar financial yang sedang bergejolak? Apakah indeks saham di Bursa Efek Indonesia akan terus memburuk,? Apa dampak dari penurunan tingkat suku bunga AS? Kapan krisis di AS akan berakhir? Kapan harga minyak dunia akan turun? Hal- hal yang harus kita perhatikan apabila kita berinvestasi baik direksadana, obligasi maupun saham adalah dalam menghadapi situasi pasar keuangan yang tidak menentu, kita tidak terlalu panik.
Diingatkannya anak dan remaja tidak mendapatkan pengajaran melek financial di sekolah adalah tugas kita untuk bisa memanfaatkan waktu yang lebih panjang dan catatan keuangan yang masih “bersih” untuk diisi dengan pendidikan melek financial yang terstruktur agar terbangun sikap dan prilaku positif yang tumbuh seiring kedewasaan dalam hal kemandirian financial. Studi menunjukkan kurikulum melek financial yang berkualitas dapat membuat siswa lebih termotivasi untuk mempersiapkan sejak dini kehidupan masa depan yang terencana.
Pengaplikasian ilmu melek financial yang teradaptasi dengan kurikulum tempat siswa belajar memberikan kesempatan bagi siswa mengenal pembelajaran pengelolaan keuangan dikehidupan nyata. Sekarang ini kita sudah masuk dunia android yang manfaatnya untuk pembelajaran masalah “financial literacy” manfaatnya jelas lebih luas. Tetapi harus diakui bahwa tenaga di Indonesia untuk mengajarkan melek financial sangat terbatas, artinya financial planning didunia nyata masih ada kendala.
[download#106]sumber: Harian Neraca, Sabtu, 22 Desember 2012