MAHASISWA JEPANG MENGKAJI KEMIRIPAN BUDAYA MUDIK DI INDONESIA DAN JEPANG
Budaya mudik lebaran yang berkembang di Indonesia rupanya hamper mirip dengan budaya mudik di Jepang. Seperti dikaji mahasiswa Indonesia Studies Program Malangkucecwara Shool of Economic (ISP MCE) Aoi Watanabe yang bernama Indonesia Indah. AOI kagum karena ternyata mudik di Indonesia hampir sama dengan mudik di jepang yang di sebut KISEI ( Golden -Week ) yang jatuh pada tanggal 29 April sampai 5 Mei, bedanya kalo di Indonesia meskipun tidak ada uang mudik tetap harus di lakukan walaupun naik sepeda motor yang isinya bisa 3 sampai 4 orang satu sepeda, tetapi tak mengurangi semangat untuk tetap ketemu keluarga di kampung. Ungkapnya menceritakan tradisi yang baginya cukup unik, dia katakan seperti pepatah jawa “Mangan Ora Magan Yang Penting Ngumpul” .
Indah pada tanggal 5 pebruari 2009 memperesentasikan hasil kajiannya selama 3 bulan tentang Budaya Mudik dihadapan para penilai dan sekitar 30 Mahasiswa Indonesia di STIE-MCE . Selain Indah ada juga Sachik Kitahira yang nama Indonesianya RIANI, judul kajiannya “Dampak Bencana Lumpur Lapindo Terhadap Kehidupan Masyarkat Sidoarjo” RIANI sangat prihatin karena belum tuntasnya pemberian ganti rugi kepada Masyarakat yang rumahnya terkena Lumpur Lapindo, di berharap Pemerintah secepatnya memberikan Ganti rugi agar masyarakat Sidoarjo yang kena Lumpur Lapindo ini bisa hidup dengan layak seperti semula.
Lain lagi dengan temannya Richa Watanabe mengkaji tentang “Perbandingan Hak Atara Perempuan Islam Idonesia Dan Perempuan Jepang” Ketiga Mahasiswa ini melakukan kajiannya dengan lansung terjun ke Masyarakat yang menjadi obyek Penelitian mereka, termasuk langsung ke tempat Lupur Lapindo di Sidoarjo. Sebagai laporan hasil akhir mereka selama mengikuti Program Bahasa Indonesia Untuk Penutur Asing (BIPA) di STIE-Malangkucecwara selama satu tahun, Program ini sudah berjalan di STIE-MCE selam kurang lebih 5 Angkatan.
You must be logged in to post a comment.