Kembangkan Soft Skills Mahasiswa dengan Outbond
Kesuksesan seseorang, delapan puluh persen dipengaruhi oleh soft skills. Hanya 20 persen karena hard skills. Outbond merupakan salah satu agenda mengembangkan soft skills mahasiswa. Bagaimana bentuknya?
Halaman kampus STIE Malangkucecwara Malang (MCE) kemarin terlihat ramai. Ratusan mahasiswa dengan kostum hitam putih tampak berkelompok di beberapa sudut. Masing-masing kelompok dipandu seorang dosen yang sedang memegang bola. Mereka bukan mau bermain bola, tapi melakukan kegiatan outbond sebagai salah satu agenda dalam program pengembangan soft skills mahasiswa (PSSM).
Dengan perantara bola, mahasiswa baru ini diharapkan saling mengenal antar kelompoknya. Dengan sebuah bola, mereka belajar bagaimana membangun komunikasi dan motivasi. “Terima kasih Michell. Sekarang bola ini aku berikan untuk temanku Hari,” ungkap Usi, salah satu peserta sambil melempar bola.
Dalam permainan ini, setiap pemegang bola harus melempar kepada temannya dengan menyebut nama temannya itu. Dan teman yang menerima harus mengucapkan terima kasih dengan menyebut nama pemberi bola. Meski terlihat lancar, tampak beberapa mahasiswa kesulitan mengikuti petunjuk panitia. Ada yang salah mengucapkan namanya, atau kesalahan lainnya. Tapi setelah cukup lama permainan berlangsung, peserta pun semakin lancer menyebut nama temannya masing-masing.
Begitulah suasana kegiatan PSSM ala MCE. Seperti diketahui, pengembangan soft skills menjadi salah satu isu penting di perguruan tinggi saat ini. Selama di bangku kulihat, mahasiswa diharapkan tidak hanya belajar memperdalam hardskills nya saja, melainkan yang tidak kalah penting adalah soft skills.
“Penelitian menunjukkan bahwa, kesuksesan seseorang itu 80 persen karena faktor soft skills dan hanya 20 persen hard skills. Karena itu kami menginginkan agar mahasiswa MCE ini tidak hanya pandai akademis dan non akademis saja, melainkan kepribadiannya juga kuat dan punya integritas tinggi,” ungkap Ketua Panitia PSSM MCE Drs Sonhaji MS kepada Malang Post.
Betapa pentingnya soft skills ini untuk mahasiswa, sampai-sampai Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti) pun memberikan hibah kepada perguruan tinggi untuk melaksanakan soft skills ini. Bagi MCE hibah soft skills sudah memasuki tahun kedua. Kegiatan ini dilakukan dengan model semi outbond. Dimana dalam kegiatan lapangan, siswa dibagi dalam delapan kelompok. Diharapkan melalui kegiatan ini maka mahasiswa bisa mengubah mind setnya, merubah pemikirannya dan merubah pola hidupnya.
“Kegiatan ini wajib untuk mahasiswa baru. Kegiatannya benar-benar mengedepankan unsur pendidikan dan pembinaan berkelanjutan. Harus mengedepankan persahabatan, tidak ada perploncoan, dan tidak boleh merendahkan orang lain,” ungkap Humas MCE Ali Lating menambahkan
(malangraya.web.id, 16 Oktober 2008)